Masih lanjut liputan kulineran di Solo ya teman-teman...soalnya belum banyak yang aku ulik di Solo. Lha banyak sekali makanan unik dan terkenal, sementara ke Solo ya sesekali aja jika ada perlu. Terus makan paling sempat dua kali sehari kan jika lagi jalan-jalan gitu, jadi paling bisa coba dua menu makanan yang unik. Moga-moga aja nanti Tol Semarang Solo segera jadi, pasti akan lebih sering kulineran ke Solo..hihi.
Banyak warung-warung unik yang membuatku penasaran di Solo, salah satunya yang terkenal ini. Tengkleng bu Edi di daerah Pasar Klewer. Tapi kalau lihat di internet reviewnya dulu yang jual ibuk-ibuk tua gitu ya..mungkin Bu Edinya itu, sekarang kok Ibuk-Ibuk muda hihi. Tapi waktu aku tanya ke pedagang di Pasar Klewer ya bener itu sich yang fenomenal. Jadi akhirnya coba yang Bu Edi di bawah Gapura dekat pasar Klewer.
Tengkleng Bu Edi ini unik, karena bukanya cuma siang hari pada jam makan siang, dan habis dalam waktu dua jam. Jadi banyak pedagang Pasar Klewer yang aku tanya itu menyarankan agar datang tepat waktu jika tidak ingin antrian panjang atau kehabisan. Wah..sebegitu larisnya ya..batin aku. Makanya pas waktu makan siang segera meluncur ke tkp, dan beneran..waktu lewat cari parkiran gitu...wow..sudah banyak antrian..hihi. Suami sampai malas mau jalan ke warungnyaa karena dapat parkiran jauh. Tapi..aku sudah membulatkan tekad untuk mencoba, jadi tetap saja nekad antri...hihi.
Ternyata Ibuk yang jual cukup gesit melayani pembeli, walau antrian banyak..tapi cepat juga dapat giliran. Tapi waktu melihat sekeliling, nampak tidak memungkinkan untuk makan di situ, karena tidak ada meja, hanya ada kursi berderet di belakang yang jual, dan itupun sudah penuh. Beneran dech ala kadarnya banget tempatnya..hihi. Tapi kok ya orang rela antri dan makan dengan cara nggak nyaman. Tapi justru itu mungkin ya keunikannya. Buktinya..walau sudah ada cabangnya yang lebih bagus, tetap orang pada milih ke situ.
Akhirnya aku putuskan untuk beli di bungkus saja. Harganya lumayan juga untuk ukuran warung yang kurang nyaman tempatnya. Satu pincuk jika di makan di sana 25 ribu, sedang aku beli di bawa pulang balungan aja itu 50 ribu, tapi dapat kuah banyak..hihi. Akhirnya musti bersabar lagi 3 jam sampai Semarang baru bisa nyicip. Tapi sampai rumah aku panasih, akhirnya aku cicipi sedikit, aku malah mblenger..hahah. Kalau rasa kuahnya sich lumayan gurih, tapi aroma kambingnya masih cukup kuat...akhirnya aku nggak jadi makan...yang makan Yodha dan papinya. Karena sebenernya aku masih agak trauma makan daging Kambing, gara-gara pas makan di Salatiga, makan Tengkleng kambing ada kakinya utuh masih bau kambing banget..hahah. Kalau kata si Papi sich, lumayan aja rasanya, masih banyak Tengkleng di Semarang yang lebih enak katanya. Memang sich..tengkleng Bu Sawal dekat rumahku di sini tuch malah enak banget, sedep dan nggak prengus aroma kambingnya hihi. Atau Gule Kambing Gereja Blenduk, itu juga enak dan nggak prengus, rasanya mirip Tengkleng juga, karena kuah encer. Tapi demi rasa penasaran ya nggak apa-apa, akhirnya aku bisa coba Tengkleng Solo yang fenomenal ini. Jadi jika mau coba, Tengkleng Bu Edi ini persis di bawah Gapura dekat pasar Klewer ya teman-teman...atau seperti biasa, cara mudah pakai Google Navigator, kayak kemaren kita juga gitu,....walau udah di kasih ancer-ancer sama orang, tapi takut kelewat aja.
Seperti ini penampakan Tengkleng Bu edi yang fenomenal. Ada tiga macam di panci besar terpisah, ada yang campur bentuk Sate, ada yang Balungan, dan ada juga yang Iga saja. Selamat mencoba ya..jika suka Tengkleng teman-teman.